Perang Badar Kehidupan Rasulullah merupakan cerminan kehidupan yang sempurna. Akhlak yang mulia, kepala Negara yang bijaksana, dan nabi penuntun umat yang mulia. Masa-masa dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah tidak terlepas dari kehidupan susah dan senang. Begitulah dakwah Rasulullah yang menjadi teladan kita dalam berdakwah. Kehidupan Rasulullah adalah kehidupan dakwah. Sejarah mencatat Islam dengan tinta emas. Keluhuran Rasulullah dan juga kekuatan pasukan perangnya. Pasukan perang yang dipimpin Rasulullah mampu menggetarkan musuh-musuh Allah. Selama kehidupan Rasulullah terjadi beberapa peperangan. Rasullullah terlibat dalam 70 kali peperangan. Salah satunya Perang Badar. Penyebab Peristiwa Badar ini adalah sebagai berikut: Rasulullah saw. mendengar bahwa Abu Sufyan bin Harb kembali dari Syam bersama kafilah dagang Quraisy yang mengangkut hasil perniagaan yang sangat banyak milik orang-orang Quraisy. Kafilah dagang Abu Sufyan terdiri dari 30 atau 40 orang Quraisy. Sama dengan strategi yang dijalankan dalam ekspedisi militer sebelumnya, saat ini pun Rasul saw. bermaksud untuk mencegat kafilah dagang Quraisy itu. Beliau mengajak kaum Muslim keluar. Kaum Muslim menyambut ajakan Rasulullah saw. Rasulullah saw. keluar dari Madinah bersama sahabat-sahabatnya setelah bulan Ramadhan berjalan beberapa malam. Beliau keluar dari Madinah pada hari Senin, tanggal 8 Ramadhan. Pelajaran 1:kesedian para sahabat berkorban Di dalam perjalanannya, Rasulullah saw. memperoleh informasi mengenai keberangkatan orang-orang Quraisy untuk melindungi unta-unta dan harta perniagaan mereka. Itu dilakukan setelah Abu Sufyan mengirimkan kurir untuk mengabarkan keadaannya kepada penduduk Makkah. Rasulullah saw. meminta pendapat dari para sahabatnya. Abu Bakar berdiri dan berkata (menyampaikan pendapatnya) dengan baik. Umar bin Khaththab juga berdiri dan berkata (menyampaikan pendapatnya) dengan baik. Miqdad bin Amr berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, teruslah berjalan seperti yang diperlihatkan Allah kepadamu, karena sesungguhnya kami turut serta bersamamu. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepadamu sebagaimana yang dikatakan Bani Israel kepada Musa, 'Pergilah engkau dan Tuhanmu, berperanglah, sesungguhnya kami duduk-duduk (saja) di sini (QS al-Maidah [5]: 24). Namun, (kami akan berkata), 'Pergilah engkau dan Tuhanmu berperang. Sesungguhnya kami turut serta berperang bersamamu dan bersama Allah.'" Umair bin Abi Waqash, adik Sa‘ad bin Abi Waqash, saat Perang Badar, ia—yang baru berusia 16 tahun—berusaha menyelinap diam-diam ke barisan pasukan kaum Muslim untuk ikut berperang. Ia takut dipulangkan oleh Rasul karena usianya yang masih terlalu muda. Namun, ketika Rasul tahu keinginan dan semangatnya, beliau pun mengizinkannya. Umair pun dengan gembira segera berlari menuju medan perang hingga terbunuh sebagai syahid. (HR al-Hakim dan Ibn Sa‘ad). Pelajaran 2: Strategis Rasulullah saw. dan pasukannya terlebih dulu sampai di Badar(tempat antara Makkah dan Madinah), dan memanfaatkannya dengan membangun markas, mengatur strategi perang—jika perang terjadi di tempat itu, dan mengatur posisi pasukannya hingga pasukan musuh datang Pelajaran 3:Yakin pada janji dan pertolongan Allah Rentetan permintaan tersebut, Quraisy telah keluar dengan bilangan kira-kira 1000 orang tentera. Antaranya 600 orang tentera berbaju perisai, 100 ekor kuda yang dipakaikan 100 baju perisai. Ini tidak termasuk baju perisai tentera pejalan kaki dan 700 ekor unta. Mereka turut membawa penyanyi-penyanyi perempuan yang memukul gendang dan menyanyi mengutuk orang Islam. Adapun kaum muslim 313 atau 314 orang. Kebanyakan mereka golongan Ansor. Mereka membawa 70 ekor unta dan dua atau tiga ekor kuda saja. Mereka bergiliran menaiki unta. Satu kendaraan dinaiki oelh dua hingga tiga orang. Sehingga tidak dapat dibedakan antara tentara dan pemimpinnya. Bahkan Rasulullah bergantian dengan Abu Bakar, Umar dan sahabat Lainnya. Perang Badar akhirnya pecah pada hari Jumat, pagi hari tanggal 17 Ramadhan. Rasulullah saw. memohon kepada Allah Swt., meminta pertolongan yang dijanjikan kepadanya. Dalam doanya Rasulullah saw. berkata, "Ya Allah, apabila Engkau membinasakan kelompok ini (yakni para sahabat) pada hari ini, maka Engkau tidak akan disembah." Dan sesungguhnya Allah telah menolong kamu mencapai kemenangan dalam peperangan Badar, sedang kamu berkeadaan lemah (kerana kamu sedikit bilangannya dan kekurangan alat perang). Oleh itu bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu bersyukur (akan kemenangan itu). (Ingatlah wahai Muhammad) ketika engkau berkata kepada orang-orang yang beriman (untuk menguatkan semangat mereka): "Tidakkah cukup bagi kamu, bahawa Allah membantu kamu dengan 3,000 tentera dari malaikat yang diturunkan ?," Bahkan (mencukupi. Dalam pada itu) jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang kamu dengan serta-merta, nescaya Allah membantu kamu dengan 5,000 malaikat yang bertanda masing-masing. Dan Allah tidak menjadikan bantuan tentera malaikat itu melainkan kerana memberi khabar gembira kepada kamu, dan supaya kamu tenteram dengan bantuan itu. Dan (ingatlah bahawa) pertolongan yang membawa kemenangan itu hanya dari Allah Yang Maha kuasa, lagi Maha Bijaksana. (Kemenangan Badar itu) kerana Allah hendak membinasakan satu golongan dari orang-orang kafir atau menghina mereka (dengan kekalahan), supaya mereka kembali dengan hampa kecewa. (All Imran: 123-127) Pelajaran 4: Islam pasti menang Kaum muslimin semakin mengganas dan mengobarkan perang dengan gemuruh. Udara memanas dan peperangan menjadi lebih dahsyat. Keadaan tersebut menjadikan pemuka kafir Quraisy harus mempertahankan dirinya sendiri. Sementara kaum muslim bertambah imannya dengan meneriakan ahad….ahad. Rasul selalu berada di tengah-tengah mereka dan mengambil segenggam pasir lalu melemparkan kea rah kafir Quraisy seraya mengucaokan “Terhinalah wajah-wajahnya!” sementara para sahabat mengucapkan “bertahanlah kalian!” semangat tersebut mengalahkan kafir Quraisy, meraka lari tunggang langgang, sebagian terbunuh dan tertawan. Hal tersebu menjadikan bahwa kaum muslim berada dalam kemenangan. Pelajaran 5:Sikap agung terhadap tawanan perang Rasul berwasiat agar berbuat baik pada tawanan. Cerita Abu Aziz bin Umair bahwa Aku ditawan di tengah keluarga Anshar sekembalinya dari Badar, jika tiba waktu makan siang ataupun makan malam mereka selalu memberikan aku sepotong roti sedang mereka terpaksa makan kurma karena mereka dipesan nabi untuk berlaku baik terhadap kami kaum tawanan. Setiap mereka mempunyai sepotong roti mereka selalu memberikan kepadaku sehingga aku merasa malu atas perlakuan mereka dan roti itu pun aku kembalikan pada mereka. Dan roti itu pun tetap dikembalikan kepadaku untuk kumakan. Khatimah Beberapa pelajaran tersebut menunjukkan bahwa perjuangan dalam menegakan Islam tidaklah mudah. Butuh usaha keras dengan kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja strategis. Rasulullah tidak hanya sebagai nabi tapi juga sebagai kepala Negara ketika itu memberikan contoh kepada umatnya untuk berbuat sesuatu. Sudah selayaknya siapa saja yang mengaku sebagai pengikut Rasulullah maka harus mengikuti apa yang diperintahkan dan dijalankan. Kekuatan iman yang dimiliki kaum muslimin merupakan pendorong untuk senantiasa taat pada aturan Allah. Keimanan menunjukan bahwa ia mau diatur dengan hukum-hukum Allah (Syariat Islam). Selain itu, adanya idrak silla billah (kesadaran hubungan dengan Allah) akan semakin mengokohkan langkah kita dalam beramal dan menjemput janji Allah. Kekuatan keimanan telah dibuktikan oleh para sahabat dan kita pun dapat mewujudkannya sekarang. Usaha yang ditempuh yakni dengan dakwah Islam. Jangan ragu bila jumlah kalian masih sedikit. Jika kita yakin dan didorong oleh keimanan kita, insya Allah pertolongan Allah begitu dekat. Sehingga kita menjadi orang yang mulia ketika hidup di bawah naungan Islam. Hidup mulia atau syahid di jalan-Nya. wallahu ‘alam bisshawab Akhukum fillah_ Hanif