Tugas Psikolinguistik

Posted on 14.55 In:
Peningkatan Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Jepang Melalui Cerita Komik (Manfaat Psikolinguistik Bagi Pembelajaran Bahasa Jepang) A. Pendahuluan Peminat bahasa Jepang semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan pembelajaran bahasa Jepang di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Kebanyakan peminat bahasa jepang adalah murid-murid SMA yang berumur antara 17 sampai 20 tahun. Ada beberapa alasan yang melatar belakangi mereka belajar bahasa Jepang. Pertama, film anime yang mereka tonton berasal dari Jepang. Kedua, komik yang berasal dari Jepang banyak diminati. Ketiga, mereka ingin belajar atau pergi ke Jepang. Pembelajaran bahasa Jepang yang ada seharusnya tidak terpaku pada satu metode pembelajaran. Guru yang mempunyai peran dalam memberikan dan menuntun anak didiknya hendaknya mengembangkan dengan berbagai macam model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut hendaknya disesuaikan dengan kemampuan guru dan ketersediaan sarana-prasarana di sekolah. Pembelajaran merupakan suatu sistem. Artinya, pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terdiri atas berbagai komponen yang saling menunjang. Karena itu, keberhasilan pembelajaran akan ditentukan oleh komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Komponen-komponen tersebut adalah guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran, evaluasi, serta sarana yang dibutuhkan. Demikian pula dalam pembelajaran Bahasa, agar pembelajaran bahasa berhasil, komponen-komponen tadi harus diperhatikan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa, bukan hanya faktor guru dan materi pembelajaran bahasa yang harus diperhatikan, siswa pun sebagai subjek didik harus diperhatikan demi keberhasilan pembelajaran. Materi bahasa bisa dipahami melalui Linguistik sebagaimana dikemukakan oleh Yudibrata, Andoyo Sastromiharjo, dan Kholid A. Harras (1997/1998: 2) bahwa linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa, biasanya menghasilkan teori-teori bahasa; tidak demikian halnya dengan siswa sebagai pembelajar bahasa. Siswa sebagai organisme dengan segala prilakunya termasuk proses yang terjadi dalam diri siswa ketika belajar bahasa tidak bisa dipahami oleh linguistik, tetapi hanya bisa dipahami melalui ilmu lain yang berkaitan dengannya, yaitu Psikologi. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan pemahaman Psikolinguistik untuk menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa. Yudibrata, Andoyo dan Sastromiharjo,Kholid A. Harras(1997/1998: 9) menyatakan bahwa Psikolinguistik meliputi pemerolehan atau akuisisi bahasa, hubungan bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan bahasa dan penguasaan bahasa terhadap kecerdasan cara berpikir, hubungan encoding (proses mengkode) dengan decoding (penafsiran/pemaknaan kode), hubungan antara pengetahuan bahasa dengan pemakaian bahasa dan perubahan bahasa).Terkait dengan bahasa Jepang guru hendaknya memahami Psikolinguistik agar dalam membimbing anak didiknya dalam memperoleh bahasa kedua bisa optimal. Langkah yang bisa diambil guru adalah dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran selain buku ajar yang disusun Depdiknas dan Japan Foundation. B. Isi Pembelajar bahasa Jepang khususnya SMA telah memperoleh bahasa pertama (B1) yaitu bahasa Indonesia. Adapun bahasa Jepang merupakan bahasa kedua (B2) yang diperoleh di sekolah. Pemerolehan B2 merupakan proses belajar di ruang lingkup formal. Ketika guru dalam pembelajaran bahasa Jepang menggunakan media komik maka teori pemberolehan B2 menggunakan model wacana. Model wacana yang diusulkan oleh Hatch (1978) dalam Ardiana dan Sodiq (2003:5.21) mempunyai prinsip-prinsip utama sebagai berikut: 1. Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan sintaksis. 2. Penutur asli akan menyesuaikan ujarannya untuk menyatukan makna dengan penutur nonasli. 3. Strategi percakapan menggunakan makana negosisasi/makna ‘yang disepakati’ dan masukan yang teratur, yang dapat mempengaruhi kecepatan dan urutan pemerolehan B2 dalam beberapa hal: a. Pembelajar memperlajari tata bahasa B2 dengan urutan yang sama, seperti urutan frekuensi dari berbagai ciri masukan b. Pembelajar secara umum memperoleh formula-formula yang berbentuk dan kemudian menganalisisinya ke dalam komponen-komponen bagian c. Pembelajar dibantu menyusun kelimat secara vertical yang meupakan oendahuluan struktur horizontal Untuk mendukung teori tersebut dibutuhkan strategi dalam pemerolehan bahasa kedua. Strategi merupakan tindakan khusus yang dilakukan pembelajar untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmti, lebih mudah memahamai sendiri secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru (Oxford:1992:8). Strategi yang cocok digunakan dalam pembelajaran menggunakan komik adalah strategi langsug. Strategi langsung adalah aktivitas khusus—yang dilakukan oleh pembelajar dalam memecahkan tugas bahasanya –yang bersentuhan langsung dengan butir tugas: mengelompokan, melafalkan, menvcaria persamaa kesan bunyi dan arti dan sebagainya. Strategi langsung membuat pembelajar lebih kreatif dalam melafalkan dan menghafalkan kosa kata baru. Kosa kata yang digunakan dalam komik adalah kosa kata dalam percakapan sehari-hari. Sehingga pembelajar lebih mudah memahami kalimat yang ada dalam komik. Komik merupakan karya sastra, dalam bahasa jepang disebut manga. Komik sudah menjadi bagian dari kebudayaan Jepang. Oleh karena itu ketika pembelajar membaca komik selain belajar kosa kata juga dapat belajar budaya. Perbedaaan Media Buku Ajar dan Komik Ada perbedaan penggunaan bahasa dalam buku ajar dan komik. Penggunaan bahasa dalam buku ajar lebih bersifat formal, sedangkan dalam komik lebih informal. Penggunaan bahasa formal dalam buku ajar merupakan bentuk dari pengajaran sesungguhnya. Hal ini dapat diidentifikasi karena pembelajar dalam memperoleh B2 dalam kelas. Berbeda dengan dengan bahasa informal dalam komik, penggunaan ini dipengaruhi oleh penggunaan bahasa percakapan yang terkadang tidak terikat dengan tata bahasa. Sebagai contoh percakapan dalam komik Conan dalam majalah Shougakku Ninensei Desember 2002 おとこ:ここなら、ひとどおりも すくない。。オイ、ちょっときみ! Orang laki-laki: Disini, pejalan kaki sudah berkurang, hai, kamu sebentar tunggu! コナン:エッ、ぼく!? Conan: Ee, saya! Percakapan tersebut jika diamati dari segi keinformalan bahasa akan terlihat jelas. Kata-kata yang dapat diambil adalah Kimi (きみ) dan Boku (ぼく). Kimi dalam bahasa Jepang berarti kamu. Adapun Boku dalam bahasa Jepang berarti Saya. Padanan kata dalam bahasa formal yang sering dipakai untuk menggantikan kata Kimi adalah Anata (あなた) dan Boku adalah (わたし). Kedua kata tersebut tidak akan ditemukan dalam pembelajaran yang menggunakan buku teks dari Depdiknas dan Japan Foundation, karena kedua kata tersebut merupakan bahasa sehari-hari. Adapun pengajaran yang dilakukan di kelas bersifat formal dan sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Berikut adalah contoh percakapan buku pelajaran Bahasa Jepang 1 halaman 41 A:おなまえ。(Nama Anda?) B:アロヨです。(Aroyo) A: おくには。(Negara Anda?) B:フィリピンです。(Filipina) A:しつれいですが、おしごとは。(Maaf, pekerjaan Anda?) B:いしゃです。(Dokter) A: ああ、そうですか。 percakapan tersebut merupakan percakapan bentuk formal, yakni bertanya tentang nama, negara, dan pekerjaan. pemahaman yang bisa diambil bahwa ketika seseorang bertanya kepada orang lain yang belum dikenal tentu akan menggunakan bahasa yang formal sebagai bentuk penghormatan. untuk percakapan tersebut dapat diambil dua kata yang menunjukkan keformalan penggunaan bahasa yaitu おなまえ dan しつれいですが、おしごとは. Kata おなまえ (Onamae) adalah bentukan dari なまえ (Namae) penambahan お(o) didepan kata namae merupakan bentuk penghormatan yang diberikan penanya kepada lawan tutur. Adapun kata しつれいですが、おしごとは (Shitsurei desuga, oshigoto wa) memberikan kesan hormat dengan meminta permisi. ungkapan permisi ditandai dengan kata (shitsureidesuga). penggunaan ungkapan pemisi dikarenakan akan menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi kepada lawan tutur. Oleh karena itu penggunaan media komik dapat membantu anak didik untuk memperoleh bahasa kedua. Hal ini dapat terwujud jika guru sebagai fasilitator membimbing anak didik dengan baik dalam memahamai bahasa kedua. Pemerolehan kosa kata dari komik merupakan bentuk penambahan perolehan kosa kata yang berasal dari buku ajar. C. Kesimpulan Penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komik dapat dijadikan media kedua setelah buku ajar dalam pemerolehan kosa kata baru 2. Pemanfaatan komik sebagai media hendaknya mendapatkan bimbingan dan arahan yang benar dari guru. Sehingga ketika anak didik tidak mengetahui kosa kata yang baru ditemui dapat digunakan sesuai dengan fungsi penggunaannnya. Harapannya Psikolinguistik sebagai ilmu yang mengantarkan anak didik dalam memperoleh kosa kata dalam belajar bahasa kedua dapat dijadikan referensi bagi guru. Sehingga guru dalam mengajarkan bahasa kedua kepada anak didik dapat memahami kondisi psikologis dari anak didiknya. Daftar Pustaka Ardiana, Leo, dan Samsul Sodiq.2003. Psikolinguistik. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Buku Pelajaran Bahasa Jepang I. Depdiknas Bekerjasama dengan The Japan Foundation. Majalah Shougakkou Ninensei Desember 2002. Yudibrata, Karna; Andoyo Sastromiharjo;dan Kholid A. Harras. (1997/1998). Psikolinguistik. Jakarta: Depdikbud PPGLTP Setara D-III.

Emansipasi

Posted on 14.28 In:
Emansipasi, Agama, dan Kartini (Kritik atas Tabloid GEMA Unesa) Oleh Hanif Kristianto* Ada hal yang menarik melihat tema yang diangkat pada tabloid GEMA bulan Maret-April 2008. Tema yang menarik yaitu emansipasi. Pembahasan tema tersebut ada yang masih kurang. Data yang disajikan hanya meliihat dari prespektif moral status, hokum, genderisme, sosila budaya, dan etika. Amat disayangkan redaksi tidak melihat dari prespektif agama serta kurang menguraikan lebih jelas akar emanasipasi. Hal ini menunjukkan seolah-olah agama merasa terpinggirkan dalam mengatur kehidupan. Padahal agama juga mempunyai solusi terhadap ketimpangan emansiapasi. Jika pembaca tidak mengetahui akar sejarah seolah menganggap ide ini berasal dari Indonesia dan cocok untuk diperjuangkan. Akar Emansipasi Pembahasan emansipasi memang tidak bisa lepas dari kesetaraan gender dan feminisme. Hal itu ibarat setali tiga uang. Hal tersebut sebagaimaan termaktub dalam definisi Feminisme. Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emnasipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria (id.wikipedia.org). kelahiran feminisme bersamaan dengan era pencerahan Eropa. Gerakan ini diperlopori oleh Lady Mari Wortly Montago dan Marquis de Condercet. Kata feminisme awal kali dikreasikakan oleh aktivis gerakan sosialis utopis Charles Fourier pada tahun 1837. Pada awalnya gerakan ini memang diperlukan pada masa itu, dimana ada masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Sejarah dunia menunjukkan bahwa secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) khususnya dalam masyarakat yang patriarki sifatnya. Dalam bidang-bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan lebih-lebih politik hak-hak kaum ini biasanya memang lebih inferior ketimbang apa yang dapat dinikmati oleh laki-laki, apalagi masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris cenderung menempatkan kaum laki-laki didepan, di luar rumah dan kaum perempuan di rumah. Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropa dan terjadinya Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang gemanya kemudian melanda Amerika Serikat dan ke seluruh dunia. Seiring kemajuan zaman dan tantangan berat bagi para feminisme akhirnya muncul beberapa aliran feminisme. Pertama, Feminisme Libereal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf. Kedua, Feminisme radikal adalah airan yang menawarkan ideologu “perjuangan sepratisme perempuan”. Aliran ini berumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terajdi akibat system patriarki. Tubuh perpuan dijadikan eksploitasi. Aliran ini juga memperngaruhi terbentuknya Undang Undang RI no. 23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Ketiga, Feminisme anarkis adalah aliran yang lebih bersifat politik yang mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan laki-laki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan. Keempat, feminisme post-modern ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial. Kelima, feminisme Marxis adalah aliran yang memandan gperempuan dalam kerangka kritik kapitalisme. Mereka beranggapan bahwa kapiltalsmelah yang selama ini memperbudak perempuan. Keenam, feminisme sosialis adalah aliran yang berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan. Aliran ini senada dengan ide Marx yang menginginkan masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender. Ketujuh, Feminisme post-kolonial adalah aliran yang mendasari padnangannya dari penolakan universalitas perempuan. Dimensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat. Dengan demikian sudah jelas bahwa emansipasi berakar dari feminisme yang nyata telah memberikan perubahan besar bagi kehidupan perempuan. Jika ada yang mengatakan emansipasi tidak berasal dari feminisme, tentu pendapat itu dipertanyakan. Oleh karena itu perlu untuk menperjelas fakta terkait emansipasi. Emansipasi merupakan buah dari ketertindasan kaum perempuan Barat. Jika ditelusuri ide emansipasi sejatinya adalah ide-ide yang digelontorkan penjajah barat. Istilah emansipasi merupakan akar dari kesetaraa gender. Istilah ini muncul di dunia Barat. Karena dahulu Barat menghancurkan hak-ahak asasi wanita selaku manusia. Karena itulah, wanita Barat menuntut hak-hak tersebut. Mereka menjadikan tuntunan pembahasan kesetaraan sebagai jalan untuk mendapatkan hak-hak mereka. Logika Keliru Pendapat yang lebih menyesatkan adalah jika emansipasi selalu dikaitkan dengan Kartini. Hal ini menunjukkan seolah-olah Kartini dijadikan alat tunggangan untuk menajajakan liberalisme bagi wanita. Jika dilihat dari kumpulan surat Kartini akan terlihat jelas perjuangan Kartini sesungguhnya. Kartini memang pernah kagum terhadap Barat, tapi setelah belajar Islam beliau berubah dan mengkritik peradaban Barat yang liberal. Dengan demikian perjuangan Kartini adalah perjaungan yang mulia untuk mengajak kaum wanita kembali pada fitrahnya yaitu sebagai pendidik, pengasuh, dan istri. Kartini pernah menulis surat pada Prof. Anton da Nyonya:Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewaibannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. Hal ini berbeda saat ini. Gaung emansipasi yang kerap digembar-gemborkan oleh kalangan wanita saat ini, sebenarnya bukan madu, tapi adalah racun. Sebab, untuk sekadar merasa tidak terikat dan tidak tergantung kepada lelaki, para wanita banyak yang terjun di sektor publik; khususnya di industri. Merasa bahwa itu adalah sebuah bagian dari kebebasan, kaum wanita banyak yang lupa diri. Jadi tidak mengherankan jika sekarang banyak bermunculan profesi kaum wanita yang sebetulnya telah menjerumuskan mereka sendiri kepada kerusakan. Iklan misalnya, telah merenggut kebebasan wanita. Karena mereka ternyata tetap dikendalikan dengan tuntutan profesinya. Apakah itu yang diinginkan kaum hawa dengan emansipasinya? Rasanya, bagi yang memikirkan secara mendalam akan paham tugasnya sebagai wanita. Bila demikian, emansipasi adalah racun, bukan madu. Jika di antara pejuang wanita yang mengaku sebagai pengagum Kartini tapi tak mau menikah, mengaji, apalagi mengurusi urusan rumah tangga patut dipertanyakan perjuangannya. Jagan-jangan mereka hanya terbujuk oleh uang atau tidak tahu perjuangan Kartini sesungguhnya. Sudah saatnya wanita kembali kepada kodratnya sebagai pendidik, pengasuh, dan istri. Hal tersebut bukan bermaksud merendahkan tetapi ingin mendudukannya sebagai manusia yang patut dihormati. Sebagaimana agama telah mengajarkan bahwa kedudukan wanita dan pria di hadapan Allah adalah sama. Pria dan wanita mempunyai tugas berbeda yang itu talah diatur dalam agama. Jika agama dijadikan landasan hidup maka akan semakin jelas kemaslahatan bagi manusia, karena agama dengan seperangkat aturannya berasal dari Sang Pencipta. Jadi sangat salah jika selama ini ada yang menganggap agama sebagai biang bias gender atau pengekangan. Penutup Sudah banyak bukti ide emansipasi yang berasal dari feminisme membawa kegagalan. Bukti ini terlihat dari tempat asal feminisme (Barat). Kegagalan ini dibuktikan dengan sigle parent, pelecehan seksual, dan kehidupan wanita yang liberal tanpa adanya moral. Anna Rued yang menulis dalam sebuah bukunya-Eastern Mail, ia menyebutkan bahwa "Kita harus iri kepada bangsa-bangsa Arab yang telah mendudukkan wanita pada tempatnya yang aman. Dimana hal itu jauh berbeda dengan keadaan di negeri ini (Inggris) yang membiarkan para gadisnya bekerja bersama laki-laki di kilang-kilang minyak-yang tidak saja menyalahi kodrat-tetapi bisa menghancurkan kehormatannya." Sebagaimana agama juga memberikan pelajaran yang bisa dipetik Asma yang melontarkan pertanyaan yang membebani kaum wanita. "Ya Rasulullah. Aku mewakili kaum wanita untuk menanyakan kepadamu tentang beberapa hal. Bukankah engkau diutus oleh Allah untuk rahmat bagi manusia-laki-laki dan wanita? Namun dalam beberapa masalah ternyata kami merasa dibedakan dengan laki-laki. Kami sama-sama beriman dan bertakwa, namun kami juga merasa iri dengan perbuatan kaum laki-laki yang seolah menempatkan mereka pada posisi yang baik untuk mendapatkan pahala yang besar. Mereka boleh berjihad, sementara kami hanya mengurus anak-anak dan menjahit pakaian mereka. Mereka diberi kesempatan untuk mendapatkan pahala sholat jumat, sementara kaum wanita tak boleh. Bagaimana ini ya Rasulullah?" Rasulullah tersenyum dan berkata kepada Asma': "Wahai Asma' kau pahami dan sampaikan nanti pada kaummu. Kebaktianmu pada suami dan usaha mencari kerelaannya telah meliputi dan menyamai semua yang dilakukan suami kalian (kaum pria)," jawab Rasulullah singkat, namun padat dan bermakna tinggi. Oleh karena itu, kaum wanita harus waspada terhdapa ide emansipasi yang akan menjerumuskan ke dalam kesesatan. Jadi tidak patut menjadikan Kartini sebagai tunggangan menjajakan emansipasi yang keliru. Ada satu pertanyaan yang patut direnungkan. Kenapa di Indonesia ide ini disambut gembira dengan perjuangan atas nama kebebasan wanita? Kembalilah wanita kepada fitrahnya. *) Redaksi Majalah SESASI Fakultas Bahasa dan Seni, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang 2005

Izinkan

Posted on 14.18 In:
IZINKAN AKU NIKAH LAGI Di rumah bercat putih yang lapuk, beratap merah yang berlumut dengan pohon-pohon mangga di samping rumah. Di situlah seorang duda tinggal. Orang-orang di sekitar biasa memanggilnya Pak Han. Perawakannya tinggi, besar dan perut rada njemblung. Kulitnya kuning langsat, kumis yang selalu dicukur dan dengan rambut yang bersisir rapi. Berjalanlah 100 meter ke utara dari jalan raya kemudian beloklah ke kanan 50 meter di situ kamu akan menemukan rumah tersebut. Bentuk banguannnya biasa-biasa saja seperti bangunan rumah kebanyakannya. Dalam kesehariannnya ia hidup dengan dua orang anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Aan, 15 tahun, yang masih duduk di bangku SMP. Dan Sari,10 tahun yang masih duduk di bangku SD. Hari-hari Pak Han dilalui dengan mengajar di sekolah menengah atas di kotannya dan sekaligus sebagai single parents bagi kedua anaknya. Dengan penuh tabah dan tawakal kepada Allah ia dapat melakukannya dengan baik walau masih ada kekurangan. **** Kokok ayam pagi yang melengking membangunkan Pak Han yang tidur di kamar. Disambut dengan suara adzan dari mushalla dekat rumahnya, yang menyerukan agar segera menunaikan salat fajar. Ia lantas membangunkan kedua anaknya untuk menunaikan salat fajar berjamaah di mushalla. Setelah salat Pak Han mengerjakan sesuatu yang semestinya dilakukan perempuan, yakni menanak nasi untuk sarapan pagi. Seperti biasa ia memasak sayur sop dan dadar kesukaan anaknya. Sebelum berangkat mereka makan bersama dengan diiringi guyonan kecil. Tepat pukul 6.30 WIB ia berangkat ke SMA tempatnya mengajar sembari membonceng anaknya yang kebetulan jalan menuju ke sekolah satu jalur. Tiba di depan SD Bahagia si kecil turun dari sepeda motor lalu pamitan dengan kakaknya dan Pak Han sembari mencium tangan. “Hati-hati ya nduk jadilah kamu anak yang sholikha,”pesan Pak Han. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Sekarang giliran Aan tiba di depan gerbang SMP favorit di kota itu ia juga pamitan kepada ayahnya. Sembari mencium tangan sama seperti yang dilakukan Sari. “Jangan nakal, jadilah kamu anak yang berakhlak mulia,”pesan Pak Han. Kini ia sendirian menyetir sepeda motor ke SMA favorit di kota itu tempatnya mengajar. Di sekolah Pak Han merupakan guru yang paling dekat dengan siswa, layaknya seorang bapak dengan anak. Terlebih trehadap kelas yang diwali-inya. Dalam hati sebenarnya Pak Han capek hidup sendiri tanpa pendamping. Ia sudah menduda selama 11 tahun. Dalam masa tua seperti ini tak ada seorang bidadari yang singgah di pangkuannya. Bahkan tiga tahun lalu ia hampir saja menikah dengan salah satu muridnya namun rintangan mucul dari pihak keluarga si murid, terutama bapaknya yang menganggap Pak Han duda bekepala empat yang tinggal sisa dan ampas serta tak layak meminang putrinya yang cantik dan manis. Apa boleh buat hati Pak Han kembali luka dan api kebencian membakar hatinya. Ia tak kecewa dan menganggap bahwa hidup ini penuh cobaan dan derita. Pada usia yang ke-41 ini ia mencoba membangun biduk rumah tangga dengan mempersunting muridnya. Pada jam istirahat di ruang guru ia menceritakan semua isi hatinya pada Pak Pri, guru Agama. “Pak, bagaimana kalau saya yang sudah tua ini nikah lagi?” “Apa Pak Han mau nikah lagi, Pak Pri tercengang. “Ya Allah Ya Gusti masa Pak Han yang sudah tua begini mau menikah sama ABG murid bapak,” Pak Pri menimpali. “Kenapa Pak, apakah hal ini aneh atau tabuh?”kata Pak Han memelas. “Bukan begitu Pak, saya dengar mitos dari orang-orang tua kalau orang yang berasal dari lereng gunung Kelud menikah dengan orang Lamongan bisa-bisa pernikahannya tidak langgeng dan malah menimbulkan bencana,” terangPak Pri. “Tapi kan itu mitos, nyatanya Pak Sus yang berasal dari Blitar yang menikah dengan Bu Kris hidupnya rukun-rukun saja,” gerutunya. “Ya sudah terserah Bapak kalau terjadi apa-apa jangan salahkan saya, Pak Pri menyudahi. ** Berita tentang rencana pernikahan Pak Han dengan muridnya mulai tercium oleh teman sesama gurunya. Bahkan berita itu santer di bicarakan siswa di kantin-kantin sekolah. Suatu ketika suasan ruang guru terlihat gaduh oleh bisik-bisik orang dan kata-kata pun meloncat dari mulut mereka. “Wah hebat juga Pak Han tua-tua keladi makin tua makin menjadi, masa muridnya sendiri mau dinikahi,” celetuk Bu Atma “Eh sampeyan tahu tidak lagu Didi Kempot. Jamane jamane jaman edan wong tuwa rabi perawan, perawane yen bengi nangis wae amarga wedi karo manuke, manuke manuke cucak rawa, cucak rawa dawa buntute,”dengan antusiasnya Pak Salim menyayikan lagu itu. Pak Han yang kebetulan masuk ruang guru mendengarnya suasana gaduh menjadi tenang. Ia tahu kalu teman-temannya membicarakannya tapi Pak Han memilih sikap diam. “Hai Pak Han sampeyan ya mbok sadar sudah tua kok mau nikah sama ABG, suka daun muda ya, sampeyan sendiri jangan-jangan pakai guna-guna”, seloroh Pak Ahmad. Mendengar ucapan itu wajahnya bersungut-sungut mukanya merah, tangannya mengepal keras, sorot matanya tajam bagai elang yang mau memangsa ayam. Fikirannya sekarang dikuasai setan, darahnya naik cepat. Bruakkk…. Ia membanting kursi dan hendak menghantam Pak Ahmad tapi teman sesama guru cepat menenangkannya. Tubuhnya dipegang erat-erat. “Eling Pak, eling istigfar sama Allah, jangan sampai menyakiti sesama teman itu ndak baik” kata seorang guru. Uh..uh..uh..uh…nafasnya tersenggal-senggal ia lantas mengambil tasnya dan pulang. Di tengah jalan pikirannya berkecamuk tak karuan, ngalor –ngidul. Tiba di rumah ia langsung tidur. Berjam-jam Pak Han mengurung diri dalam kamar sendiri. Si kecil, Sari mengendap masuk kamar Pak Han. Ia mencoba memijit Pak Han dan menanyakan apa yang terjadi tadi siang. “Ada apa Yah kelihatannya ayah capek dan agak marah, marah sama Sari ya?” “Tidak anakku ayah baik-baik saja, tadi di sekolah ada masalah sedikit dengan murid ayah. Soalnya disuruh mengerjakan tugas tidak mau jadi ayah marah sekali,”Pak Han mencoba menyembunyikan masalah yang sebenarnya terjadi. Sorenya ia pergi mendatangi rumah Haji Shomad, mudin di tempatnya tinggal. “Lho tumben Pak Han ke sini, ada apa Pak?” “Ah tidak kenapa-kenapa hanya ingin silaturahim, di samping itu ada masalah yang mengganggu pikiran saya akhir-akhir ini.” “Lho masalah apa Pak? Mungkin saya dapat membantu,”Pak Haji mencoba menenangkan. “Begini Pak sudah 11 tahun saya menduda dan rasanya berat sekali mendidik dua anak tanpa seorang pendamping. Kebetulan saya ingin menikah dengan murid saya sendiri. Tapi di sisi lain ada yang pro dan kontra.” “Maksud Bapak?” “Di satu sisi teman-teman mendukung agar cepat nikah daripada hidup luntang-luntung. Di sisi lain teman-teman menghubungkan mitos bahwa orang yang berasal dari lereng gunung Kelud seperti saya tabuh menikah dengan orang yang berasal dari sini, Lamongan. Bahkan ada yang mengejek cucak rawa sing gak duwe isin,”terang Pak Han panjang lebar. “Oh begitu masalahnya, menurut saya sebaiknya Pak Han menikah saja dengan membentuk keluarga sakinah, mawadah wa rahma dengan begitu Pak Han akan terjaga dari perbuatan yang melenceng dari agama. Jangan mudah percaya dengan mitos yang belum tentu kebenarannya.” Mendengar ucapan Pak Haji hatinya terasa lega dan mantap. Dipikirkannya dalam-dalam dan dengan semangat yang tinggi akhirnya ia memutuskan menikah dengan murid yang diajarnya. Walau aral rintangan datang dari berbagai penjuru mata angin. Ini merupakan jalan terbaik baginya biarkan mitos itu tetap berlalu. “Izinkanlah aku menikah, aku juga manusia yang butuh cinta dan belaian kasih,”katanya kecil dalam hati. Lamongan, 11 Maret 2005 Cerpen ini pertama kali dimuat di Radar Bojonegoro sekitar Juli 2005. Cerepn ini hadiah untuk Ernawati-teman satu kelas 3 Bahasa SMA 2 Lamongan-yang berhasil menikah dengan wali kelasku sendiri.

Bumi-Mu, Palestina

Posted on 14.13 In:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Islam) sehngga egkau mau mengikuti milla mereka. (Surat albaqarah 120) Ketika yahudi datang membantai Bersimbah darah di tanah Palestina Air mata mengalir deras pada kelopak mata kesedihan Hari-hari Masihkah terdengar teriakan lantang mujahid Meneriakan takbir Menggema di langit biru Palestina Mujahid maju serentak Merapatkan barisan Menuju medan perang suci melawan kaum zionis Menjual dirinya dengan periagaan suci Rabbal ‘alamin Bersenjatakan batu, ketapel, dan ,molotof Menantang moncong bedil dan tank Telah nyata kebencian Yahudi Israel Bicara dengan mortir, roket, dan peluru Mereka datang membawa kabar kematian dan kedengkian Tank, apache, dan pesawat tempur Seonggok besi yang mengisi bumi mujahid Akankah mampu tank-tank Melawan segenggam batu di ketapel? Akankah mampu peluru bedil Israel Mampu mengalahkan bom-bom molotof? Akankah mampu kelicikan tentara Israel mengalahkan intifadha mujahid Palestina? Gema intifadha membumbung tinggi Memenuhi sudut kosong kota dan langit Tak patah arang tak takut mati Semerbak wangi tubuh mujahid Membanjiri puing-puing dan kekosongan Kau rela menyelamatkan al-Quds Dari lemparan kotor tentara Israel Kau tak rela al-Quds diinjak, dibakar, dan dikoyak Oleh Israel yang terkutuk Kami hanya berdoa bagimu yang telah meninggikan kalimat Allah Kami tak dapat berbuat banyak Kami hanya bisa merasa hina jika tak dapat menolongmu Kami ingin berjihad bersamamu di jalan-Nya. Surabaya, 17 Mei 2006

Cerpenku

Posted on 12.13 In:

JANGAN ADA PEMISAH

Malam yang sunyi dan senyap di suatu desa terdegarlah suara-suara lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang merdu nan indah. Dari surau kecil di tengah-tengah desa. Nama desanya Sidakarya kecamatan Sidamakmur kabupaten Jember propinsi Jawa Timur. Desanya sangat jauh dari keramaian dan kebisingan kendaraan yang lalu-lalang, yang terdegar hanya kicauan burung dan indahnya pemandangan sekitar desa yang dikelilingi sawah. Di desa ini gadis yang bernama Surti lahir dan dibesarkan. Surti dan Arni merupakan teman akrab mereka kemana-mana selalu bersama-sama baik ketika berangkat ke sekolah maupun berangkat ngaji di surau kecil desanya. Setiap pagi Arni selalu ke rumah Surti untuk diajak berangkat ke sekolah bersama.

Dari kejauhan Arni memanggil Surti dari pekarangan rumahnya “Surti, Surti sudah siap belum

Sudah pukul setengah tujuh cepat sedikit nanti ketinggalan!”

“Ya, ya sebentar aku pamit dulu sama ibu,” sahut Surti dari dalam rumahnya.

“Bu, Surti pamit dulu. Sambil mencium tangan ibunya yang lembut tak lupa ia mengucapkan

Assalamu’alaikum.

Wa’alikum salam, hati-hati ya nduk”, pesan ibunya.

Surti kemudian berjalan bersama Arni dan teman-teman yang lain, mereka melewati hamparan sawah yang hijau nan luas dan padi yang mulai menguning bergoyang-goyang mengikuti irama angin yang berhembus sepoi-sepoi. Sesekali mereka bercanda dan terdengar suara kecil dari mulut mereka.

Malamnya Surti dan teman-temannya berangkat bersama untuk pergi mengaji di surau kecil tengah desa, adalah Ust. Jalil yang mengajar anak-anak mengaji.

********

Pagi-pagi sekali sebelum adzan Surti sudah bangun dari tidurnya dia kemudian pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena ia mau sholat tahajjud. Selesai sholat tahajjud ia menunggu datangnya adzan Subuh, ia pun membangunkan kamar emaknya.

“Mak bangun mak sudah Subuh mari mak kita ke surau, pinta Surti sambil mengetuk pintu kamar emaknya.

Setelah emaknya bangun Surti dan emaknya pergi bersama ke surau di tengah desa untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Pagi itu tak seberapa banyak orang yang datang makmum pria hanya ada tiga shaf sedangkan lainnya makmum perampuan Sehabis dari surau Surti mengaji dan membuka buku pelajaran yang akan diajarkan pak guru di sekolah pagi nanti. Tak lama kemudian ibunya memanggil.

“Surti bantu emak nak di dapur emak lagi nyiapin makan pagi untuk mu”.

“Ya mak surti akan datang,” sahut Surti dari dalam kamar.

Selesai membantu Surti lekas menyiapkan makan paginya di meja makan, di meja makan tersedia berbagai macam makanan seperti nasi jagung, tempe goreng, sayur lodeh, dan sambel trasi. Dia pun makan dengan lahapnya sampai-sampai keringat dingin keluar dari dahinya karena pedasnya sambel trasi dan tak lupa lalap daun kemangi. Setelah makan dengan lahapnya dia berangkat sekolah tak lupa dia berpamitan dengan emaknya sambil mencium tangan emaknya yang lembut.

“Mak Surti berangkat ya”.

“Ya nak hati-hati di jalan,”pesan emaknya.

Di luar rumah sudah ada seorang teman Surti, Arni lamanya sudah lima menit dia menunggu Surti di luar. Dahimu kok banyak keringatnya sih, tanya Arni.

“Oh maaf tadi aku makan sambel trasi lalap daun kemangi, jawab Surti.

“Ayo cepat jangan ngomong aja nanti ketinggalan sekarang pukul 06. 45 sebentar lagi bel berbunyi, ucap Arni sembari menyeret tangan Surti.

Selama 5 jam Surti menuntut ilmu di madrasah tempatnya ia tinggal. Di dalam kelas Surti aktif mengikuti KBM yang dibimbing oleh seorang guru di depan kelas. Dalam kesehariannya dia sangat aktif bertanya maupun mengerjakan soal-soal yang diberikan guru di depan kelas.

**********

Hari bertambah hari, minggu bertambah minggu, bulan bertambah bulan dan tahun bertambah tahun, umur Surti menginjak masa baligh begitu juga Arni dan teman-temannya. Mereka sekarang menjadi anak yang agak dewasa dan tak terasa mereka sudah kelas 6 sebentar lagi akan lulus.

Masa-masa madrasah merupakan masa-masa yang paling menyenangkan dimana mereka bisa belajar bersama, bermain bersama, bahkan pergi ke sekolah pun selalu bersama. Pada akhir tahun ini mereka menyibukkan diri dengan khusyuk beribadah dan tekun belajar, agar lulus ujian karena syarat kelulusan bertambah dari 4,01 menjadi 4,51. Dulu teman Surti yang malas seperti Jumil dan Arto yang dikenal nakalnya amit-amit jabang bayi sekarang mulai memperbaiki diri dengan tekun belajar dan khusyuk beribadah serta megurangi hal-hal yang tidak berguna.

Tak lupa mereka memperdalam khazanah ilmu agama di suarau kecil yang diajar Ust. Jalil, sebagaimana. Mereka mengaji al-Qur’an, fiqih, hadits, dan ilmu nahwu. Setiap malam di surau desa dipastikan sangat meriah oleh suara anak-anak yang mengaji, membaca al-Qur’an, menghafal ilmu nahwu. Dalam riuhnya suara anak-anak mengaji menambah suasana desa lebih hidup diiringi oleh gemanya jangkerik dan suara kodok yang mengambang di kali kecil desa.

Ust. Jalil mengawali pengajiannya setelah salat maghrib.

“Assalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh”.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”, gemanya suara anak-anak yang menjawab salam ustadz.

“Alhamdulillah kita masih dipertemukan oleh Allah dalam pengajian kali ini semoga pada kesempatan ini kita mendapatkan ridlo dari Allah, ustadz mengawali pengajian.

Amiiin, jawab serentak anak-anak.

Anak-anak sangat beruntung dapat datang ke surau ini dalam rangkah tholabul ilmi karena masa kanak-kanak merupakan masa yang pas untuk menununtut ilmu dibandingkan masa-masa dewasa atau sudah tua. Sebagaimana pepatah arab “belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di waktu besar bagai mengukir di atas air,” karena menerangkan dengan atraktif sampai-sampai ada anak yang ngantuk dan keluar air liurnya bahkan ada anak yang tidur terlentang di belakang. Begitu juga dengan Surti yang tak lupa mencatat keterangan yang diberikan Ustadz Jalil di lembaran kertas yang ia bawa.

Pengajian pun berakhir anak-anak yang ngantuk terbangun tertatih-tatih, sebelum pulang terlebih dahulu salat isya’ berjamaah dengan imam ustadz Jalil.

*********

Assalamu’ailaikum”, mak Surti pulang.

Wa’alaikum salam”, jawab emaknya dari dalam rumah.

“Nak makan dulu setelah itu jangan lupa kamu belajar pelajaran yang akan diajarkan besok”.

“Ya mak, Surti menganggukkan kepala.

Surti menegerjakan tugas-tugas dan membaca pelajaran yang akan diajarkan besok, tak tersa jam menunjukkan pukul 10.00 mata Surti kiyep-kiyep dan kepalanya anguk-angukkan tanda sudah mengantuk. Langsung saja diambilnya bantal dan guling sebagi teman menuju ke alam penuh fantasi dan imajinasi.

Kokok ayam pagi membangunkan Surti yang lagi berfantasi mata terasa berat badan pun terasa pegal tapi sebagai gadis yang cekatan ia bangun dengan penuh semangat menatap fajar pagi yang memberikan secercah harapan pada insan yang mencari. Dibagunkan emaknya di sebelah kamarnya untuk menunaikan salat subuh berjamaah di surau kecil desa. Seperti biasanya ia membantu emaknya di dapur menyiapkan sarapan pagi. Surti pergi ke sekolah bersama Arni sedangkann emaknya berjualan kue khas Jawa Timur, ada gethuk, serabi, kelanting, dan apem. Ibunya menjajakan keliling desa-desa sekitar. Walaupun dahi penuh dengan peluh diusapnya dengan sapu tangan dan diteguknya air putih untuk menghilangkan rasa dahaga karena sengatan matahari.

Di sela-sela istirahatnya setelah seharian menuntut ilmu di sekolah Surti membantu emaknya membuat adonan kue yang akan dijual emaknya hari esok. Sambil mengaduk adonan di loyang besar dibukanya buku pelajaran yang barusan diajarkan Bapak/Ibu guru di sekolah.

“Sur, kalau kamu lulus ingin sekolah di mana?” Tanya emaknya.

“Anu…..anu…….Surti ingin sekolah di SMP favorit di kota ini, sambil malu-malu mengatakan dan kepalanya ditundukkan.

“Terus siapa yang akan membiayaimu nanti, ibumu sudah tua dari jualan kue saja emak sudah untung dapat makan dan menyekolahkanmu. Sedangkan biaya di sekolah favorit sekarang mahal baru masuk saja kita sudah dikenakan beratus-ratus rupiah bahkan ada yang sampai jutaan”, gerutu emaknya.

“ Tak apalah bu mungkin Surti akan mendapatkan beasiswa dari madrasah karena Pak Rusli pernah bilang jika Surti lulus nanti sekolah akan memberikan beasiswa untuk melanjutkan ke SMP sampai lulus, jawab Surti dengan nada meyakinkan.

“Baiklah kalau begitu emak setuju denganmu, dengan nada sedikit memelas.

Jam menunjukkan pukul 16.30 Surti mengakhiri pembicaraannya dan bergegas menuju blumbang (Jw: kolam kecil) di belakang rumah untuk mandi, dengan air yang tenang dan daun-daun bambu berguguran diiringi angin yang bertiup sepoi-sepoi menambah suasana menjadi lebih dingin dan sejuk. Diguyurkannya air ke seluruh tubuh mengilangkan bau-bau tak sedap yang keluar dan tubuh terasa bersih dan suci.

Lama-kelamaan matahari pun tiada mununjukkan wajahnya berganti malam membawa sang dewi bulan yang terang benderang. Sayup-sayup suara adzan terdengar dari suarau kecil di tengah desa. Diambilnya mukenah dan sajadah ditujunya suarau kecil di tengah desa.

Akhir tahun pun datang menyambut, siswa-siswi madarasah bergegas menyiapkan diri baik secara lahir maupun batin. Berbagai macam cara yang ditempuh ada yang pergi ke dukun meminta mantra dan ada yang ke pak kyai meminta doa supaya dimudahkan Allah dalam belajar dan mengerjakan soal UAN.

Hari yang ditunggu pun tiba soal-soal UAN siap untuk dikerjakan dengan penuh keringat dan berpikir keras. Dicorat-coretnya LJK dengan pemsil 2B sampai hitam dan digosokkannya penghapus Stadler sampai bersih coretan hitam yang jawabannya salah.

Tiba di rumah Surti ditanya emaknya.

“Bagaimana nak UAN-nya sulit tidak?”

“Tidak mak cukup mudah soalnya, tadi malam kan surti belajar jadi tidak sulit mengerjakannya, jawab Surti dengan lirih.”

“Kalau begitu kamu makan sana di meja emak sudah menyiapkan untuk mu.”

“Ya mak.”

Selama tiga hari siswa-siswi madrsah menghadapi soal-soal UAN yang cukup menyulitkan namun mereka cukup gembira karena dapat menyelesaikannya. Pengumuman hasil UAN akan diumumkan sebulan kemudian.

*******

Sudah satu bulan pengumuman hasil UAN belum juga keluar para siswa menunggu-nunggu dengan hati dag-dig-dug tak karuan. Surti mencoba bertanya kepada Pak Rusli, kepala madrasah.

“Pak Rus pengumumannya kok belum keluar?”

“Ooooo…..maaf bapak belum mengambilnya di kecamatan mungkin nanti setelah pulang sekolah, kalau begitu Surti dan teman-teman datang lagi ke madasah besok, janji Pak Rusli

Dengan nada memelas Surti mengatakan “Ya kalau begitu Surti dan teman-teman akan datang lagi.”

Mereka pulang tanpa membawa hasil dan berita gembira. Perasaan tidak lulus masih menggelayuti siswa-siswi yang IQ-nya pas-pasan.

******

Besoknya lagi mereka datang ke sekolah dengan hati yang dag-dig-dug tak karuan. Dilihat dari kejauhan ada tempelan kertas di depan ruang guru, mereka langsung menyerbu ternyata benar di situ dipampang nama-nama siswa yang lulus. Dengan bangga Surti berada di urutan nomor satu dengan hasil yang sangat memuaskan jumlah seluruh nilainya 25,05 yang rata-rata nilainya di atas 8,30 dan Surti mendapat predikat siswa berprestasi di madrasahnya serta ia mendapatkan beasiswa dari sekolah untuk melanjutkan ke SMP favorit di kotanya sebagaimana janji Bapak Kepala Sekolah. Berbeda dengan Arni teman karibnya jumlah nilainya hanya 17,00 dengan rata-rata 5,67 walaupun lulus hatinya tetap sedih karena tidak bisa daftar di SMP favorit di kotanya. Mendengar kabar itu Surti mencoba menghiburnya.

“Ni tak apalah nilaimu jumlahnya lebih sedikit dariku mungkin ini sudah kehendak dari Allah dan Allah ingin menguji hambanya yang beriman.”

Hati Arni sedikit lega mendengar ucapan Surti.

“Trus kamu ingin melanmjutkan kemana? Tanya Surti lagi.”

“Aku ingin ikut orang tuaku ke Palembang dan sekolah di sana, jawabnya.”

“Kalau begitu ku doakan kamu semoga kamu berhasil di negeri seberang.”

“Terimah kasih Sur atas kebaikanmu, jawab Arni dengan nada lirih.”

Seminggu kemudian madrasah mengadakan syukuran karena seluruh siswa lulus dengan memperoleh predikat nilai yang baik. Seluruh siswa sibuk mempersiapkan syukuran mereka akan mengundang bapak kepala desa dan komite sekolah. Mereka juga bagi-bagi tugas ada yang mengantarkan surat dan membuat jajan untuk konsumsi. Surti kebagian membuat jajan karena ibunya jualan kue.

Berbondong-bondong siswa dan wali murid datang ke sekolah tapi Arni tidak kelihatan. Hati Surti bertanya-tanya kemana ya si Arni kok belum juga datang? Ah mungkin sebentara lagi dia segera datang. Tapi sampai Bapak Sekolah selesai memberikan wejangan dia juga belum datang, ah mungkin sebentar lagi ia juga datang tapi sampai acara selesai Arni pun tidak datang. Kemana ya si Arni tanya Surti dalam hatinya? Apakah dia sakit? Ataukah dia sudah ikut bersama orang tuanya ke Palembang? Beribu-ribu pertanyaan menghampiri hati Surti, wajahnya muram hatinya pun gundah karena sahabat karibnya tidak datang pada syukuran kelulusan siwa-siswi madrasah. Wajah-wajah gembira terlihat dari orang tua siswa yang baru saja keluar dari ruangan tempat diadakan syukuran, di sela-sela gerombolan orang Ibu Surti bertanya kepada Pak Arto yang anaknya dikenal nakalnya amit-amit jabang bayi.

“Pak Arto bagaimana hasil anak Bapak?”

“Alhamdulillah Bu anak saya lulus dengan nilai yang cukup baik walau tak sebaik anak ibu, yang penting kan lulus dan bisa melanjutkan ke SMP, jawab Pak Arto”

Di pertigaan jalan desa Ibu Surti berpisah dengan Pak Arto

“Mari Pak Arto tidak mampir toh ke rumah saya, pinta ibu Surti.”

“Ndak bu terima kasih lain kali saja saya ,masih banyak kerjaan di rumah, ditolaknya jawab Pak Arto.”

Dilihat dari kejauhan gerombolan anak-anak oleh Ibu Surti, ia bermaksud mencari anaknya namun tidak ada. Mungkin ia pergi ke rumah Arni karena ia tidak datang pada acara syukuran. Ternyata benar Surti langsung menuju ke rumah Arni. Sesampai di rumah Arni diketuknya pintu rumah Arni.

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikum salam, jawab nenek Arni yang tinggal dengan anak keduanya.”

“Silahkan masuk nak.”

“Mbah mbah kenapa tidak datang ke madrasah pada acara syukuran, tanya Surti.”

“Oalah nduk-nduk mbah sudah tua masa datang ke madrasah sendirian apalagi jalan mbah sudah sempoyongan tak karuan, jawab mbah dengan suara yang tersendat-sendat.”

“Loh memangnya tidak ada yang menganterkan toh?, tanyanya lagi.”

“Tidak ada nduk anak mbah sendiri kerja di pabrik rokok sedangkan Arni sudah pergi bersama bapaknya ke Palembang, jawab si mbah .”

“Loh kapan berangkatnya? kok tidak bilang ke saya, tanya Surti lagi dengan nada rada keras.”

“Tadi pagi jam 05.30 WIB setelah salat subuh.”

“Sedangkan STTB-nya belum diambil, STTB kan menjadi syarat untuk masuk ke SMP.”

“Oooo…kalau yang itu nanti STTB-nya diambilkan anak mbah dan dititipkan pamannya yang akan berangkat minggu depan, jawab embah dengan nada meyakinkan.”

“Mbah bisa tidak mbah berikan alamat dan nomor telepon rumah bapaknya di Palembang, pinta Surti.”

“Sebentar ya mbah ambilkan di laci tapi Surti yang baca tulisanya mata mbah sudah agak rabun.” Mbah kemudian mengambilkan buku telepon kecil yang ada di laci.

“Ini nak bukunya silahkan dibaca, suruh mbah.”

Dicatatnya alamat dan nomor telepon rumah bapak Arni di Palembang di secarik kertas yang disobeknya dari buku. Terima kasih mbah, telah memberitahu alamat rumah bapak Arni di Palembang. Lantas dia pulang tanpa pamit dengan mbah.

Surti pulang dengan hati yang sangat kesal dan matanya memerah mengeluarkan air mata tanda kesedihan. Ia pulang dengan tergesa-gesa dengan kaki tersandung-sandung kerikil-kerikil rada tajam. “Tetapi setajam-tajamnya kerikil tak sesedih hati ini di tinggal sang sohib merantau di seberang negeri.”

Dirangkulnya bantal dan guling terdengar isak tangis dari seorang gadis sebagai tanda kekesalan dan kegundahan hati. Tak henti-hentinya air matanya keluar sampai-sampai bantal dan guling basah tak terasa. “Ya Allah tolonglah hamba-Mu ini ditingal sendirian tanpa seorang teman yang selalu bersama dalam suka dan duka, gumannya dalam hati.” Dengan memukul-mukul bantal sebagai pelampiasan. Menedengar isak tangis emaknya menghapirinya di kamar.

“Ada apa nak kok menangis?, tanya emak.”

“Itu mak Surti ditinggal sendirian oleh Arni, dia ikut dengan orang tuanya ke Palembang ia berangkat tadi pagi dan Surti tidak dipamiti, jawabnya dengan suara tersedu-sedu.”

“Kalau begitu Surti tidak usah bingung kan masih banyak teman Surti yang lain seperti Tatik, Erna, dan Yati.”

“Tapi mak mereka kan tidak seperti Arni.”

“Ah…. Itu kan hanya perasaanmu saja belum tentu teman karibmu semasa kecil akan menjadi teman akrabmu selamanya bisa-bisa ia malah menjadi musuh dan bisa jadi teman kamu selama ini yang kamu anggap tidak baik bisa-bisa menjadi teman akrabmu selamanya, emaknya mencoba meyakinkan.

Tangan emaknya mengusap air mata dengan lembut dan kasih sayang sebagai seorang ibu yang penuh perhatian. Kalau bergitu sekarang Surti mandi dan kemudian makan setelah itu jangan lupa tunaikan fardhumu sebagi hamba Allah yang beriman.

“Ya mak.”

Dalam salat ia berdoa semoga Arni diberi ketabahan hati dalam mengahadapi cobaan yang diberikan Ilahi dan semoga saja ia selamat di negeri seberang.

Malam yang dingin dengan angin yang berhembus dengan kencang ia menulis sepucuk surat di bawah sinar lilin yang menerangi.

Jember, 29 Mei 2004

Kepada Arni tercinta

Jl. Pasar Madu No. 17 Gg. Mujur

Palembang.

Assalamu’alikum Wr. Wb.

Dengan datangnya sepucuk surat ini bagaimana kabarmu di negeri seberang? Semoga baik-baik saja begitu juga denganku. Ni melalui surat ini hati yang terdalamku ingin berbicara bahwasanya hatiku sangat sedih ditinggal oleh sohib sepertimu dan semoga saja kamu jangan merasa sedih karena berpisah denganku. Mungkin ini sudah menjadi bagian dari hidup kita dimana ada perjumpaan pasti di situ ada perpisahan. Beribu-ribu kata ingin kuucapkan tapi apa daya hati ini tak kuat menanggung rasa sedih dan gundah.

Sekian Ni suratku jangan lupa kau membalasnya sebagai rasa kangen dirimu padaku.

Wassalam.

Sohibmu,

Surti

Pagi-pagi ia datang ke rumah paman Arni yang akan pergi ke Palembang menyusul Arni untuk mengantarkan surat yang telah dibungkus rapi dengan motif bunga-bunga yang indah. Ia selalu berharap Arni dapat kembali lagi ke desa. Menemaninya dalam suka dan duka menjalani hidup ini sampai akhir hayat nanti.

Lamongan, Oktober 2004


Pemimpin Ideologis

Posted on 12.03 In:

Pemimpin Ideologis

(Refleksi Regenerasi Pemimpin BEMF-BEMJ di FBS)

“Leader adalah ia pemimpin yang mampu memimipin minimal dari diri sendiri, amanah, kredibel, akuntabel, serta responsibel, atau bertanggung jawab. Pemimpin itu mampu, tegas, tegar, tidak takut, mengambil resiko dalam mengambil kebijakan. Pemimpin itu malu: malu seperti benalu minta melulu. Pemimpin itu rendah dalam bertutur sapa, rendah hati, mengalah tapi bukan berarti kalah. Pemimpin itu siap pakai dalam setiap kondisi. Pemimpin itu nanti pasti diadili apa yang pernah dilakui”astagfirullahal’adzim. Mari kita selalu beristigfar selaku pemimpin bangsa kelak nanti.”

Pengirim:

Yanto Ukki +628564924xxxx

Dikirim:

22-Sep-2008 11:29:34

Pemimpin adalah seorang panutan dan penunjuk jalan. Ibaratkan ia seorang sopir dialah yang mengendalikan mobil dan memberi rasa nyaman pada penumpang. Sifat untuk menjadi seorang pemimpin adalah hal yang lumrah, karena sifat ini merupakan wujud naluri mempertahankan diri (ghorizatul baqa’) atau eksistensi diri. Pemimpin sebagaimana sms di atas yang dikirim oleh seorang aktivis kepada saya, merupakan gambaran pemimpin yang diidamkan. Oleh karena itu adalah pekerjaan maha mulia jika seseorang dapat memimpin dengan baik dan amanah.

Hajatan Tahunan

Sudah menjadi hajatan di penghujung tahun terjadi regenerasi kepemimpinan BEMJ (Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan) di FBS (Fakultas Bahasa dan Seni). Kemudian disusul dengan regenerasi kepemimipinan BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas) pada awal tahun. Proses pergantian ini menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan akan terus berunjuk gigi dalam pentas kehidupan sosial. BEMJ dan BEMF merupakan wadah yang cocok untuk hal tersebut. Paling tidak BEMJ dan BEMF menjadi wadah organisasi untuk pembelajaran politik, khususnya politik kampus.

Politik kampus membawa peranan penting dalam kehidupan kampus, terutama bagi orang-orang yang dikenal aktivis. Untuk bisa dikatakan sebagai aktivitas politik maka harus merujuk pada pegertian politik. Politik atau siyasah pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengurus kepentingan rakyat (umat), yang dilakukan oleh individu, partai, kelompok, atau negara atau beberapa negara (Abdul Qadim Zallum, Pemikiran Politik Islam, terj. hlm104). Hampir sama dengan defenisi tersebut V.O Key, Jr, mengartikan politik terutama terdiri atas hubungangan antara superordinasi dan subordinasi, antara dominasi dan submisi, antar yang memerintah dan yang diperintah. Sedangkan Goerge Catlin mengartikan politik sebagai kegiatan manusia yang berkenaan dengan tindakan manusia dalam mengontrol masyarakat (the act of human social control). (Amin Rais, Cakrawala Islam, hlm 30).

Ideologis

Kepemimpinan suatu organisasi tidak bisa terlepas dari ideologi yang diemban. Ideologilah yang akan memepengaruhi arah gerak dan target yang ingin dicapai dalam kepemimpinan. Sebuah ideologi menurut Muhammad Muhammad Ismail (Bunga Rampai Pemikiran Islam, hlm 180-181), haruslah memiliki pemikiran mendasar yang memancarkan pemikiran-pemikiran lainnya. Pemikiran mendasar itu sendiri merupakan pemikiran yang tidak didahului oleh pemikiran lainnya dan hanya terbatas pada pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Menurutnya, pemikiran mendasar inilah yang disebut dengan akidah.

Pendapat tersebut mencerminkan bahwa seorang pemimpin harus berpemikiran ideologis. Artinya, ia mampu mengatasi berbagai persoalan dengan cara penyelesaian dengan padangan yang tepat. Ketika seseorang tidak berpemikiran ideologis maka cara bertindak dan berpikir cenderung bersifat pragmatis. Sikap pragmatis akan memunculkan pemimpin yang bersifat kompromi pada sistem yang rusak, tidak revolusioner, pasrah pada keadaan, dan cenderung menggunakan momen sesaat untuk menyelesaikan persoalan.

Pemimpin ideologis akan tercermin dalam kinerjanya terkait urusan rakyat (mahasiswa). Segala permasalahan yang terkait mahasiswa akan diberikan solusi yang tepat sehingga mahasiswa sebagai bagian kampus merasa dihargai dan diurusi.

Tidak ada salahnya jika mengambil contoh pemimpin yang bersifat ideologis. Muhammad Saw. sebagaiamana dalam buku karya Michel H. Hart 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, merupakan pemimpin yang ideologis. Ideologi yang diemban oleh Muhammad merupakan ideologi yang benar karena berasal dari wahyu Sang Pencipta. Ideologi yang diemban adalah Islam. Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar. Wujud dari politik yang Muhammad lakukan adalah adanya penerapan hokum Islam secara kaffah dalam Negara Islam.

Masih dalam buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Adolf Hitler yang berideologi sosialis-komunis merupakan pemimpin yang popular. Masa kepemimpinannya terdapat tindakan pembunuhan massal yang tidak ada tandingannya dalam sejarah. Dia seorang rasialis yang fanatik, spesial terhadap orang Yahudi yang dilakukannya dengan penuh benci meletup-letup. Secara terbuka dia mengumumkan bunuh tiap orang Yahudi di dunia. Di masa pemerintahannya, Nazi membangun kamp-kamp pengasingan besar, dilengkapi dengan kamar gas. Di tiap daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya, orang-orang tak bersalah, lelaki dan perempuan serta anak-anak digiring dan dijebloskan ke dalam gerbong ternak untuk selanjutnya dicabut nyawanya di kamar-kamar gas. Dalam jangka waktu hanya beberapa tahun saja sekitar 6.000.000 Yahudi dipulangkan ke alam baka.

Dua tokoh tersebut mewakili jumlah pemimpin yang ada di dunia ini. Pelajaran yang dapat diambil adalah ketika sifat ideologi yang diemban salah, maka sistem kerja yang dilakukan akan menyalahi kehidupan manusia. Cerminan tersebut terbukti dalam penempatan tokoh berpengaruh dalam Sejarah. Muhammad oleh Michel H. Hart ditempatkan nomor satu, sedangkan Adolf Hitler nomor tiga puluh lima.

Pemimpin Harapan

Seorang pemimpin yang terpilih dalam pemira tentu ingin membawa perubahan. Hal tersebut dapat dilihat dari visi dan misinya. Harapannya pemimpin terpilih adalah pemimpin yang terbaik dari pemimpin sebelumnya. Penting untuk dipahami visi dan misi pada saat kampanye bukanlah hanya pemanis saja agar menarik dukungan. Visi dan misi yang sudah dibuat harus dijalankan dengan sesungguhnya. Sehingga terbukti bahwa dia pemimpin yang amanah dan kredibel.

Kinerja yang disusun pun seharusnya mendapatkan pengawasan dan mahasiswa. Alasanannya mahasiswa adalah obyek yang nyata untuk mengakomodasi kepentingan mahasiswa demi kemajuan kampus. Hal yang lebih penting dari seorang pemimpin adalah mamapu mewujudkan perubahan yang lebih baik. Perubahan tersebut merupakan wujud sifat ideologis dan revolusioner.

Program-program kerja yang disusun oleh kepengurusan baru haruslah program yang mencerdaskan mahasiswa. Baik dari segi pemikiran maupun perbuatan. Tidak kalah pentingnya pembinaan secara emosional dan spiritual untuk menyiapkan mahasiswa yang berakhlak mulia dan berbudi di masyarakat. Bagaimanapun juga pemimpin dan kepengurusan yang ada di kampus merupakn perwujudan kecil dari sebuah Negara. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang baik dan pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mahasiswa.

Selamat berkarya untuk bangsa wahai pemimpin dan pengurus BEMJ-BEMF di FBS harapan masyarakat ada di pundak kalian. Jangan disia-siakan!(Hanif_Kristianto_Jepang_05)




Posted on 16.25 In:
Tiga Bocah Wakil Para Nabi -Sebuah kisah perjuangan untuk kita amalkan- Tiga bocah berlari menghidar tatkala bom-bom dari jet Israel menebarkan kematian Bayangan perang sudah tergambar kuat di alam pikiran mereka untuk segera melakukan perlawanan Intifadah dan intifadah Jiwa-jiwa mereka seakan tak kuasa melihat kebiadaban bangsa yang tersombong di alam dunia Mereka teringat pada janji Allah dalam sebuah ayat-ayat kitab suci “Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta kalian dan digantikan dengan surge” Tiga bocah palestina mulai merancang strategi, walau dari segi usia mereka masih belia dan tak mengerti apa arti sebuah perlawanan Namun ibu merekalah yang telah mengajarkan dan menanamkan kuat dalam hati dan pikiran mereka Bahwa bangsa Isreal adalah musuh nyata dan merupakan bangsa yang akan menguasai tanah al-Quds yang menjadi hunian para nabi Tiga bocah berbekal keimanan dan sebongkah batu Sorban yang diikat di atas kepalanya menguatkan pikiran mereka untuk terus maju menghancurkan kebiadaban penjajah Gagah berani bak superman dan batman dalam film Hollywood Mereka menentang tajamnya moncong tank-tank dan senapan laras panjang Allah Akbar! Allah Akbar! Lemparan-lembaaran mereka meluncur keras seolah mewakili kebencian seluruh bangsa Palestina terhadap Israil Tiga bocah ini adalah anak-anak semisal para nabi yang dulu berasal dari negri Israil Mereka adalah Ibrahim, Musa, dan Isa Ibrahim sosok yang melahirkan Ishak dan Ismail yang menjadikan mereka keluarga anbiya’ Musa sosok yang tangguh dengan tongkat membelah lautan menyebrang laut merah Isa adalah nabi penantian yang akan datang kembali untuk menegakkan keadilan dan mendakwahkan Islam sebelum Sang Khaliq mengakhiri perjalanan semua manusia di bumi ini Surabaya, 30 Desember 2008

Islam dan Jepang

Posted on 16.23 In:
1. Pendahuluan Ketika membahas tentang Jepang selalu ada hal-hal menarik. Ketertarikannnya pada masyarakat-masyarakat yang mendiami Jepang dengan bahasa dan budaya yang khas. Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon , secara harfiah: "asal-muasal matahari") adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di suatu rantai kepulauan benua Asia di ujung barat Samudra Pasifik. Pulau-pulau paling besar adalah, dari utara ke selatan, Hokkaido (北海道), Honshu (本州, pulau terbesar), Shikoku (四国), dan Kyushu (九州). Beberapa pulau-pulau kecil berada di dekat keempat pulau ini, termasuk sebuah kelompok pulau-pulau kecil yang berada di sebelah selatan di Okinawa (www.wikipedia.com). Secara demografi masyarakat Jepang merupakan sebuah masyarakat yang homogen dari segi suku dan bahasa, masyarakat Jepang secara etnis dan bahasa (linguistik) adalah homogen, dengan sedikit penduduk asing yang kebanyakan dari Korea Utara dan Selatan (1 juta), Okinawa (1,5 juta), China dan Taiwan (0,5 juta), Malaysia (0,5 juta), Filipina (0,5 juta), dan Brazil (250,000), termasuk juga minoritas suku asli Ainu di Hokkaido. 99% penduduk bertutur bahasa Jepang sebagai bahasa ibu. Kewarganegaraan Jepang biasanya diberikan semenjak dilahirkan, yaitu apabila anggota keluarga mendaftar kelahiran bayi dalam daftar keluarga yang dipegang oleh kantor bangsal asing. Walaupun begitu, kelahiran di Jepang semata-mata tidak menjamin kewarganegaraan. Minoritas penutur bahasa Jepang tunggal seringkali tinggal di Jepang selama beberapa generasi dengan status penduduk tetap tanpa mendapat kewarganegaraan dalam negara kelahiran mereka. Penduduk keturunan Jepang yang kembali ke Jepang dari seberang laut mempunyai kewarganegaraan sekiranya kelahiran mereka di negara asing didaftarkan bagi pihak anggota keluarga mereka. Kadangkala mereka yang pulang tidak dianggap Jepang sebenarnya dan seringkali dicurigai sebagai keturunan kasta Burakumin semasa zaman feodal, kelompok penduduk yang diketahui hijrah ke negara Amerika Selatan, dan sering kali menjadi korban diskriminasi. Terkait kepercayaan kebanyakan rakyat Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek-moyang mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Pada hari ini Shinto, suatu agama yang berasal dari Jepang sudah hampir luput dari perhatian dan hanya diketahui oleh beberapa cendekiawan saja. Kebanyakan ajaran Buddha dan Shinto hanya dipraktikkan di dalam budaya seperti adab dan perkawinan. Sejumlah minoritas menganut agama Kristen, Shamanisme dan agama-agama Baru seperti Soka Gakkai. Sebagian agama baru ini berkait rapat dengan agama Buddha. Agama Islam sebagai minoritas juga berkembang di Jepang. Pada penulisan ini akan dibahas perkembangan agama Islam setelah mengamati perkembangan agama dan masyarakat Jepang. 2. Sejarah Agama di Jepang Di Jepang kebebasan beragama diberikan secara luas oleh pemerintah kepada rakyat. Hal ini terdapat pada kutipan : “No religious organization shall receive any privileges from the state nor exercise any political authority. No person shall be compelled to take part in any religious act, celebration, rite, or any other religious activity”(The Japan of Today,1996:113). Terjemahan bebas dari kutipan di atas adalah “ tidak ada organisasi religius akan menerima perlakuan khusus dari Negara, baik berupa penampakan ibadah maupun maupun otoritas politik. Tidak ada masyarakat akan dipaksa untuk ambil bagian dalam tindakan religius baik perayaan, upacara, manapun aktivitas religius lain. Adanya kebebasan beragama di Jepang ditunjukkan dengan jumlah pemeluk agama yang ada. Pada tahun 1994 jumlah penduduk yang memeluk Budha 90 juta, Kristen 1,5 juta, dan Islam 100.000, jumlah tersebut termasuk penduduk bukan asli Jepang. Menurut Nakata (2006) agama bagi masyarakat Jepang adalah out of mind (berada di luar semesta pemikiran). Menurut masyarakat Jepang, agama hanya untuk masyarakat yang mengalami gangguan jiwa. Hal tersebut bertolak belakang dengan pendapat Suriasumantri (dalam Sumarlam, ed., 2004:124) mengatakan bahwa agama berfungsi memberikan landasan hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan dengan sesamanya, berdasarkan kepercayaan yang dianutnya. 3. Sejarah Islam di Jepang Nakata (2006) menjelaskan bahwa tidak ada kontak langsung Jepang dengan Islam hingga masa Restorasi Meiji (1867). Ini yang menjadi faktor utama sedikitnya komunitas Muslim di Jepang hingga sekarang. Muslim Jepang pendahulu seperti Ahmad Ariga Bunpachiro (w.1946), Hilal Yamada Torajiro (w. 1957), dan Nurullah Tanaka Ippei (w. 1934), tidak meninggalkan anak keturunan Muslim, dan sejak itu mereka tidak memiliki keluarga Muslim kecuali tiga generasi tadi, hingga Hajj Abdulkarim Saito Sekihei ( w.1998). Selain itu persentuhan masyarakat Jepang dengan Islam diawalai dengan penerjemahan buku aktivitas nabi Muhammad SAW ke dalam bahasa Jepang. Hubungan lebih lanjut terjalin ketika pemerintah Jepang menjalin aliansi perdagangan bersama pemerintah Turki. Lewat asosiasi ini, terjalin lebih erat kontak antara dua peradaban. Menurut Lestari (2007) ketika Turki Ottoman mengirimkan utusan berupa armada angkatan lautnya ke Jepang pada tahun 1890, tujuan dari misi diplomatik ini adalah untuk menjalin hubungan antara dua negara dan untuk saling mengenal satu sama lain. Armada angkatan laut ini kemudian terbalik dan kandas di tengah perjalanan pulangnya. Dari 600 penumpang, hanya 69 orang yang selamat. Pemerintah maupun rakyat Jepang bersama-sama berusaha menolong para penumpang yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang meninggal dunia. Mereka yang selamat, akhirnya dapat kembali ke negara mereka berkat sumbangan yang berhasil dikumpulkan dari seluruh rakyat Jepang. Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang pada tahun 1891. Hubungan yang sangat baik dengan Turki ini, juga membawa kemenangan bagi Jepang dalam peperangan dengan Rusia yang dimulai pada tahun 1904. Dikatakan, pada saat armada kapal kekaisaran Rusia melintasi laut Baltik, Turki memberitahukan hal tersebut kepada Jepang, dan karena itu, Jepang meraih kemenangannya. Orang Jepang yang pertama kali masuk Islam adalah Mitsutaro Takaoka yang menjadi Muslim tahun 1909 dan kemudian berganti nama menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji ke Mekah dan sempat pula mengunjungi Bumpachiro Ariga, dimana di kota yang menjadi bagian dari negara India itu Omar Yamaoka sempat pula berdagang serta berkenalan dengan Islam secara lebih mendalam. Setelah cukup lama berinteraksi dengan masyarakat setempat, Yamaoka akhirnya mengganti namanya lagi menjadi Ahmad Ariga. Namun para peneliti juga menyatakan bahwa orang Jepang yang pertama kali masuk Islam bernama Torajiro Yamada. Yamada pernah mengunjungi negeri Turki sebagai bentuk rasa simpatinya atas kematian para personel armada angkatan laut Turki yang pernah mengunjungi Jepang. Yamada kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Khalil. Untuk menyempurnakan Rukun Islamnya, Abdul Khalil pun menunaikan ibadah haji ke Mekah. 4. Komunitas Muslim di Jepang Di Jepang komunitas muslim muncul seiring perkembangan zaman dan rasa keingintahuan masyarakat Jepang terhadap Islam. Kemunculan komunitas Muslim di Jepang dimulai sejak kedatangan ratusan pengungsi Muslim dari Turki, Uzbekistan, Tadjikistan, Kirghiztan, Kazakhtan serta para pengungsi lain yang berasal dari Asia Tengah dan Rusia saat kebangkitan Revolusi Bolshevik selama Perang Dunia I. Orang-orang Muslim yang diberi Asylum (hak suaka) oleh pemerintah Jepang tinggal di beberapa kota utama di Jepang dan kemudian membentuk komunitas Muslim yang kecil. Sejumlah orang Jepang memeluk Islam setelah berinteraksi dengan komunitas Muslim tersebut. Dengan adanya komunitas Muslim yang kecil ini beberapa masjid berhasil dibangun. Masjid Kobe yang dibangun tahun 1935 serta Masjid Tokyo yang dibangun tahun 1938 merupakan masjid-masjid terpenting di Jepang. Satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa hanya sedikit Muslim Jepang yang dilibatkan dalam pembangunan masjid-masjid tersebut serta tidak ada satu pun Muslim Jepang yang menjadi Imam di tiap masjid tersebut. Selama Perang Dunia II yang terjadi di Jepang. Trend ini dibawa oleh pemerintahan militer melalui berbagai macam organisasi serta research center yang concern ke kajian seputar Islam serta Muslim World. Dengan kata lain bahwa selama Perang Dunia II, terdapat lebih dari 100 buku serta jurnal kajian seputar Islam yang dipublikasikan di Jepang. Namun sayangnya berbagai macam organisasi serta research center yang tumbuh subur tersebut tidak berada di bawah control atau dikelola orang Islam sehingga para pengkaji Islam ini bisa memakai nama Islam untuk tujuan apapun. Padahal tujuan para pengkaji Islam ini semata-mata hanyalah untuk menjadikan militer Jepang mendapatkan pengetahuan yang dalam serta wawasan yang luas tentang Islam dan Muslim di negara-negara jajahan Jepang di China serta Asia Tenggara. Akibatnya, setelah Perang Dunia II berakhir tahun 1945, berbagai organisasi serta research center ini menghilang dengan cepat. Sebaba yang lain terjadi akibat adanya peristiwa oil shock tahun 1973. Pada saat itu King Faisal menaikkan harga minyak sehingga negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat kelimpungan dan perekonomiannya sempat mengalami decline (kemerosotan). Media massa Jepang melakukan pemberitaan besar-besaran mengenai Muslim World secara umum dan Arab World secara khusus setelah menyadari pentingnya negara-negara Arab bagi ekonomi Jepang. Dengan adanya pemberitaan besar-besaran ini banyak orang Jepang yang sebelumnya tidak tahu apa-apa mengenai Islam mendapat kesempatan untuk mengenal Islam lewat tampilan suasana penyelenggaraan ibadah Haji di Mekah serta mendengar suara adzan dan bacaan Al-Quran. Di samping banyaknya upaya sungguh-sungguh untuk mempelajari Islam dan banyak yang memeluk Islam. Namun dengan berakhirnya efek oil shock, maka berakhir pula segala nostalgia ini. Ketertarikan orang-orang Jepang pada Islam menghilang secara cepat. Di Jepang tidak ada organisasi tunggal untuk Muslim Jepang. Juga tidak ada angka pasti berapa sebenarnya jumlah Muslim di Jepang. Tapi angka perkiraannya sekitar 70.000. Jumlah terbesar adalah Muslim dari Indonesia, sekitar 20.000 masyarakat. Muslim asli Jepang sendiri diperkirakan hanya 7.000 masyarakat kebanyakan dari mereka masuk Islam melalui pernikahan dengan pasangan Muslim dari luar Jepang. Dari jumlah itu, hanya sekitar 500 masyarakat yang terorganisasi di bawah Japan Muslim Association, sebuah organisasi Islam terbesar dan tertua di Jepang. Jadi, Muslim Jepang benar-benar minoritas mutlak. Keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Jepang nyaris tak terperhatikan dan diabaikan. Situasinya sama ketika kita berbicara tentang studi Islam di Jepang. Ahli Islam masih sangat sedikit. Kehadiran Islam di Jepang menghembuskan angin segar bagi kehidupan. Gaya hidup masyarakat Jepang yang kering nilai spiritual membuat mereka mudah stress. Ini bisa dibuktikan dengan angka bunuh diri 30.000 masyarakat per tahun. Padahal kehidupan masyarakatnya sejahtera dengan pendapatan GNP 30.000 US dollar perkapita. Problem terbesar adalah kenyataan bahwa secara mental masyarakat Jepang takluk pada Barat dan menjadi budak mereka. Mereka berorientasi pada pekerjaan dan sangat materialistis. Konsep keluarga tradisional Jepang semakin lemah di tengah dunia modern yang mengacu pada faktor sosial dan ekonomi. Modernitas ketertarikan akan mode ala Barat, gaya hidup, dan sederet pemicu lainnya di samping alasan ekonomi telah menjadi lokomotif utama perubahan nilai sosial dan budaya masyarakat Jepang. Sayangnya, fakta ini tidak disadari. Dengan demikian masyarakat Jepang dengan kesejahteraannya tidak dapat hidup bahagia. 5. Penutup Ada beberapa alasan yang dikemukakan masyarakat Jepang menganut Islam. Pertama,Islamlah sistem hidup yang paling komprehensif, paling rasional dan konsisten. Hal ini terbukti dari ajaran agama lain yang ada di Jepang tidak mempunyai konsep yang jelas. Kedua,Islam dijadikan petunjuk bagi individu dalam menjalani hidup di tengah masyarakat Jepang yang matrealistis. Kehidupan matrealistis hanya menuhankan benda. Anggapan terkait konsep ketuhanan dikesampingkan. Padahal manusia terdiri dari dua unsur yakni jasmani dan rohani. Memang kebutuhan jasmani masyarakat Jepang terpenuhi dengan baik dengan tingkatan kesejahteraan, namun kebutuhan ruhani mereka kering. Sifat manusia yang sadar akan menginginkan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan ruhani. Ketiga, ada masyarakat Jepang yang menikah dengan orang muslim. Kebanyakan orang muslim yang datang ke Jepang berasal dari Timur Tengah dan Asia Tenggara. Perkawinan campur ini memberikan dampak yang besar bagi perkembangan Islam di Jepang. Keempat, masyarakat Jepang memutuskan memeluk Islam setelah mereka membandingkan konsep ketuhanan dengan agama-agama lain. Ketertarikan mereka dibuktikan dengan mengkaji Islam di beberapa studi Islam yang ada di Jepang, misalnya di Tokyo University. Selain itu banyak mahasiswa Jepang yang mengkaji Islam di universitas yang ada di Timur tengah, misalnya di Universitas Ummul Qura Arab Saudi, Universitas Qatar, dan universitas Islam terkemuka. Dengan demikian mereka menganut Islam atas dasar pemikiran yang kuat dengan didasai dalil yang memuaskan akal. Alasan-alasan tersebut pernah diungkapkan Michiko. Ia menyebut Islam sebagai pembawa kedamaian. Michiko bahkan menggambarkan pesan kedamaian dalam Islam hampir dekat dengan pesan kedamaian yang dibawa agama Buddha yang diikuti oleh hampir 80 persen orang Jepang. Masyarakat Jepang yang ingin mengetahui Islam lebih dalam saat ini tidak terlalu sulit. Di Jepang sudah ada beberapa kelompok yang menyediakan tempat untuk berdiskusi dan mengenal Islam. Kelompok kajian Islam dibentuk oleh komunitas muslim yang ada. Misalnya Asosiasi Muslim Jepang, 50 Islamic center dengan pusat aktivitas dakwah di Tokyo, dan beberapa kelompok kajian Islam yang dibentuk orang Islam yang berasal dari luar Jepang. Selain adanya kelompok kajian Islam, juga berdiri beberapa masjid yang berada di jantung kota. Misalnya masjid Tokyo, masjid Kobe, masjid Nagoya, masjid Toda, masjid Asakusa, masjid Makki, dan masjid Ebina. Dengan demikian Islam akan dapat berkembang seiring berkembangnya Jepang yang menuju modernitas. Adanya Islam akan membawa perubahan bagi Jepang yakni modernitas yang disusun dengan peradaban yang mulia. Aktivitas dakwah di Jepang akan menegaskan bahwa Islam sebagai agama penebar damai dan rahmat. DAFTAR RUJUKAN http://www.pmij.org Powered by Joomla! Generated: 7 April, 2008, 21:08 Islam Cahaya Baru di Negara Matahari Terbit, http://fithab.multiply.com/journal/item/40/Islam_Cahaya_Baru_di_Negara_Matahari_Terbit_-_Republika_Online, akses 8 April 2008. Nakata, Hasan Ko. 2006. Seperti Mendakwahi Batu. al-Wa’ie http://swaramuslim.com/islam/more.php?id=5318_0_4_0_M, akses 8 April 2008. Sumarlam dkk. (Ed.). 2004. Analisis Wacana Iklan Lagu Puisi Cerpen Novel Drama. Bandung: Pakar Raya. The Japan of Today. 1996. Tokyo: The International Society for Educational Information, Inc.